Hindari Kalimat Ini Saat Berbicara dengan Anak, Ciptakan Komunikasi Positif yang Membangun

 



Sebagai orang tua, kita ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Namun, dalam keseharian, tanpa sadar terkadang terlontar kalimat-kalimat yang justru bisa melukai dan menghambat perkembangan mereka. Pakar parenting, Jennifer B, dari detikHealth,  membagikan 5 kalimat yang sebaiknya dihindari saat berbicara dengan anak, serta tips membangun komunikasi yang positif dan membangun.

1. "Tugas Kamu Adalah Belajar"

Kalimat ini mungkin sering terucap tanpa disengaja, namun dapat memberi beban dan tekanan pada anak. Mereka bisa merasa bahwa satu-satunya hal yang penting adalah nilai akademis, mengabaikan aspek lain dalam perkembangan seperti bakat, minat, dan soft skills.

Sebagai gantinya, orang tua bisa menggunakan kalimat yang lebih positif dan memotivasi, seperti:

  • "Belajar itu penting, tapi ingat juga untuk bermain dan bersenang-senang. Keseimbangan adalah kuncinya."
  • "Bagaimana kalau kita cari tahu lebih banyak tentang hal yang kamu sukai? Mungkin ada bakat terpendam yang bisa dikembangkan."
  • "Ayo, kita pelajari bersama cara menyelesaikan masalah ini. Kita bisa belajar banyak dari setiap prosesnya."

2. "Bagaimana Sekolah/Kuliah Kamu?"

Pertanyaan ini, meskipun terkesan basa-basi, sering kali terkesan menghakimi dan membuat anak merasa stres. Mereka mungkin merasa bahwa orang tua hanya ingin mendengar kabar baik tentang nilai dan prestasi, sehingga enggan untuk menceritakan kesulitan atau masalah yang dihadapi.

Gantilah dengan pertanyaan yang lebih terbuka dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tulus, seperti:

  • "Apa yang kamu pelajari di sekolah/kuliah hari ini? Ada cerita menarik yang ingin kamu bagikan?"
  • "Bagaimana dengan teman-temanmu? Ada yang baru atau seru?"
  • "Apakah ada guru atau dosen yang membuat kamu terkesan? Ceritakan tentang mereka."

3. "Bagaimana Nilai Pelajaran Kamu?"

Fokus pada nilai semata-mata dapat membuat anak merasa bahwa nilailah yang menentukan kebahagiaan dan kasih sayang orang tua. Hal ini dapat memicu kecemasan dan tekanan, serta menghambat semangat belajar mereka.

Alih-alih menanyakan nilai, orang tua bisa fokus pada proses belajar anak, seperti:

  • "Usaha apa yang sudah kamu lakukan untuk belajar? Ada kesulitan yang dihadapi?"
  • "Bagaimana menurutmu materi pelajaran hari ini? Apakah ada yang belum kamu pahami?"
  • "Apakah ada cara yang bisa Ayah/Ibu bantu untuk membuat belajarmu lebih mudah?"

4. "Ayah/Ibu Ingin Kamu 100 Persen dalam Melakukan Apapun"

Perfeksionisme memang terlihat baik, namun standar yang terlalu tinggi dan tidak realistis justru dapat memicu kecemasan dan rasa tidak percaya diri pada anak. Mereka mungkin merasa selalu gagal dan tidak mampu memenuhi ekspektasi orang tua.

Gunakan kalimat yang lebih suportif dan mendorong semangat anak, seperti:

  • "Ayah/Ibu selalu mendukung kamu dalam berusaha yang terbaik. Yang terpenting adalah kamu belajar dari setiap prosesnya dan terus berkembang."
  • "Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal yang penting adalah kamu selalu berusaha untuk menjadi versi terbaik dirimu sendiri."
  • "Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Yang terpenting adalah kamu bangkit dan terus mencoba."

5. "Ayah/Ibu Hanya Ingin Kamu Bahagia"

Kalimat ini memang mencerminkan kasih sayang orang tua, namun bisa membuat anak merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang tua. Hal ini dapat membebani mereka dan menghambat mereka untuk mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka yang sebenarnya.

Ungkapkan kasih sayang dengan cara yang lebih konkret dan tanpa syarat, seperti:

  • "Ayah/Ibu selalu bahagia melihat kamu tumbuh dengan sehat dan penuh semangat."
  • "Apapun yang kamu pilih, Ayah/Ibu akan selalu mendukungmu selama itu membuatmu bahagia."
  • "Ayah/Ibu selalu di sini untuk mendengarkan dan membantu kamu, kapanpun kamu membutuhkannya."

Tips lainnya untuk Membangun Komunikasi Positif:

  • Gunakan bahasa yang positif dan hindari kritik yang pedas. Hindari kalimat seperti "Kamu bodoh", "Kamu malas", atau "Kamu tidak akan pernah bisa".
  • Berikan pujian yang tulus atas usaha dan pencapaian anak, bukan hanya pada hasil akhir.
  • Ciptakan suasana yang terbuka dan aman bagi anak untuk berbagi cerita dan perasaan. Biarkan mereka tahu bahwa mereka dapat menceritakan apa pun tanpa rasa takut dihakimi.
  • Luangkan waktu berkualitas bersama anak tanpa gangguan gadget. Bermain bersama, membaca buku, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat meningkatkan kedekatan dan memperkuat komunikasi.

Dengan menerapkan tips-tips ini, orang tua dapat membangun hubungan yang lebih positif dan suportif dengan anak. 


Posting Komentar

0 Komentar

Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -