Yuk kita Belajar Menulis Karya Ilmiyah


Berkut ini adalah materi pelajaran untuk dipahami dan dicermati terkait materi Bahasa Indonesia Semester Genap Kelas XI Kurikulum Merdeka. Ikuti tulisan dan bacalah dengan cermat agar tidak ketinggalan dalam informasi mengenai karya ilmiyah.  

A. Berperan dalam Konservasi Alam Indonesia Lewat Karya Ilmiah

Tema karya ilmiyah ini adalah lingkungan sekitar yaitu tentang Konservasi alam dalam bentuk karya Ilmiyah bagi peserta didik Paket C. 

Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi hasil penelitian, pengkajian, atau pemikiran tentang suatu topik tertentu dengan menggunakan metode ilmiah1. Karya ilmiah dapat berupa artikel, makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya2. Karya ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi, gagasan, atau temuan yang bermanfaat bagi pembaca3.

Salah satu topik yang dapat dijadikan karya ilmiah adalah konservasi alam. Konservasi alam adalah upaya untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana agar tetap lestari dan berkelanjutan4. Konservasi alam sangat penting untuk dilakukan karena sumber daya alam merupakan kekayaan yang dapat mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Konservasi alam juga berkaitan dengan isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, polusi, dan sebagainya.

Dengan menulis karya ilmiah tentang konservasi alam, murid Paket C dapat berperan dalam menyadarkan, mengedukasi, dan menginspirasi pembaca tentang pentingnya menjaga dan melestarikan alam Indonesia. Murid Paket C juga dapat menunjukkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif dalam mengolah data, fakta, dan argumen yang relevan dengan topik konservasi alam.

  1. Mengenal Karya Ilmiah tentang Konservasi Alam

Sebelum menulis karya ilmiah tentang konservasi alam, murid Paket C perlu mengenal terlebih dahulu apa itu karya ilmiah dan apa saja ciri-cirinya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri karya ilmiah:

  • Memiliki judul yang jelas, informatif, dan menarik.
  • Memiliki abstrak yang merupakan ringkasan singkat dari isi karya ilmiah, termasuk latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan.
  • Memiliki kata kunci yang merupakan istilah-istilah penting yang berkaitan dengan topik karya ilmiah.
  • Memiliki pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan batasan penelitian atau kajian.
  • Memiliki tinjauan pustaka yang berisi ulasan teori, konsep, atau penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik karya ilmiah.
  • Memiliki metode yang berisi penjelasan tentang cara mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data atau informasi yang digunakan dalam karya ilmiah.
  • Memiliki hasil dan pembahasan yang berisi paparan dan interpretasi data atau informasi yang diperoleh, serta kaitannya dengan teori, konsep, atau penelitian-penelitian sebelumnya.
  • Memiliki kesimpulan dan saran yang berisi simpulan dari hasil dan pembahasan, serta saran untuk pengembangan atau tindak lanjut dari karya ilmiah.
  • Memiliki daftar pustaka yang berisi daftar referensi yang digunakan dalam karya ilmiah, baik berupa buku, jurnal, artikel, laporan, website, dan sebagainya.
  • Memiliki lampiran yang berisi dokumen-dokumen pendukung yang tidak dimasukkan dalam bagian utama karya ilmiah, seperti tabel, grafik, gambar, kuesioner, dan sebagainya.

Selain ciri-ciri di atas, karya ilmiah tentang konservasi alam juga perlu memperhatikan hal-hal berikut:

  • Memilih topik yang spesifik, aktual, dan bermakna, misalnya konservasi hutan mangrove, konservasi satwa langka, konservasi air, dan sebagainya.
  • Menggunakan data atau informasi yang valid, akurat, dan terpercaya, misalnya dari sumber-sumber ilmiah, lembaga resmi, organisasi terkait, dan sebagainya.
  • Menggunakan bahasa yang baku, jelas, logis, dan konsisten, serta menghindari bahasa yang ambigu, emosional, atau subjektif.
  • Mengutip dan merujuk sumber-sumber yang digunakan dengan benar, sesuai dengan gaya penulisan yang dipilih, misalnya APA, MLA, Chicago, dan sebagainya.
  1. Memahami Struktur Karya Ilmiah

Setelah mengenal karya ilmiah dan ciri-cirinya, murid Paket C perlu memahami struktur karya ilmiah dan bagaimana menulis setiap bagiannya. Berikut adalah penjelasan singkat tentang struktur karya ilmiah dan contoh penulisannya untuk topik konservasi hutan mangrove:

  • Judul: Judul karya ilmiah harus mencerminkan isi karya ilmiah secara jelas, informatif, dan menarik. Judul juga harus sesuai dengan tujuan, metode, dan hasil karya ilmiah. Contoh judul karya ilmiah tentang konservasi hutan mangrove adalah:

    • Peran Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Desa Pangandaran
    • Dampak Pencemaran Air terhadap Keanekaragaman Hayati Hutan Mangrove di Muara Angke
    • Strategi Peningkatan Kesadaran Lingkungan melalui Pendidikan Konservasi Hutan Mangrove di Sekolah Dasar
  • Abstrak: Abstrak karya ilmiah adalah ringkasan singkat dari isi karya ilmiah, termasuk latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Abstrak biasanya ditulis dalam satu paragraf, tidak lebih dari 250 kata. Abstrak juga harus mencantumkan kata kunci yang berkaitan dengan topik karya ilmiah. Contoh abstrak karya ilmiah tentang konservasi hutan mangrove adalah:

    • Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial, seperti menjaga keseimbangan lingkungan, menyediakan sumber daya alam, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, hutan mangrove mengalami ancaman akibat perubahan iklim, pembangunan, dan pencemaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya konservasi hutan mangrove yang melibatkan berbagai pihak, terutama masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran masyarakat dalam konservasi hutan mangrove di Desa Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pangandaran memiliki peran aktif dalam konservasi hutan mangrove, baik secara individu maupun kolektif. Peran masyarakat meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengawasan, pemanfaatan, dan sosialisasi hutan mangrove. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran masyarakat dalam konservasi hutan mangrove adalah pengetahuan, sikap, motivasi, partisipasi, dan dukungan pemerintah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peran masyarakat dalam konservasi hutan mangrove di Desa Pangandaran sangat signifikan dan berdampak positif bagi pelestarian hutan mangrove dan peningkatan kualitas lingkungan dan masyarakat. Saran yang dapat diberikan adalah untuk meningkatkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan pihak lain dalam konservasi hutan mangrove, serta untuk mengembangkan program-program yang dapat memberikan manfaat ekonomis dan sosial bagi masyarakat yang terlibat dalam konservasi hutan mangrove.


    1. Menganalisis Ragam Bahasa Karya Ilmiah

    Setelah memahami struktur karya ilmiah, murid Paket C perlu menganalisis ragam bahasa karya ilmiah dan bagaimana menggunakannya dengan tepat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa karya ilmiah:

    • Gaya bahasa: Gaya bahasa karya ilmiah adalah gaya bahasa yang formal, ilmiah, dan objektif. Gaya bahasa ini ditunjukkan dengan penggunaan bahasa baku, ejaan yang benar, tanda baca yang sesuai, dan kalimat yang jelas, logis, dan konsisten. Gaya bahasa karya ilmiah juga menghindari penggunaan bahasa yang ambigu, emosional, subjektif, atau bersifat pribadi, seperti kata ganti orang pertama, kata sapaan, kata seru, kata sindiran, dan sebagainya.

    • Jenis kalimat: Jenis kalimat karya ilmiah adalah jenis kalimat yang informatif, deskriptif, ekspositori, argumentatif, atau persuasif. Jenis kalimat ini ditunjukkan dengan penggunaan kalimat yang berisi fakta, data, informasi, penjelasan, analisis, atau pendapat yang relevan dengan topik karya ilmiah. Jenis kalimat karya ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat yang berisi opini, asumsi, spekulasi, atau prediksi yang tidak didukung oleh bukti atau sumber yang valid.

    • Kata kunci: Kata kunci karya ilmiah adalah kata-kata yang penting, spesifik, dan berkaitan dengan topik karya ilmiah. Kata kunci ini ditunjukkan dengan penggunaan istilah-istilah ilmiah, teknis, atau khusus yang sesuai dengan bidang atau disiplin ilmu yang dibahas dalam karya ilmiah. Kata kunci karya ilmiah juga harus didefinisikan atau dijelaskan dengan jelas apabila belum umum diketahui oleh pembaca.

    • Kutipan dan referensi: Kutipan dan referensi karya ilmiah adalah penggunaan sumber-sumber yang digunakan dalam karya ilmiah, baik berupa buku, jurnal, artikel, laporan, website, dan sebagainya. Kutipan dan referensi ini ditunjukkan dengan penggunaan tanda kutip, kurung, atau catatan kaki untuk menunjukkan sumber asli dari informasi, data, atau gagasan yang diambil dari sumber lain. Kutipan dan referensi karya ilmiah juga harus mengikuti gaya penulisan yang dipilih, misalnya APA, MLA, Chicago, dan sebagainya.

    Contoh ragam bahasa karya ilmiah untuk topik konservasi hutan mangrove adalah:

    • Gaya bahasa: Hutan mangrove merupakan ekosistem yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial, seperti menjaga keseimbangan lingkungan, menyediakan sumber daya alam, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Suhartono, 2019).

    • Jenis kalimat: Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 2018 adalah sekitar 3,2 juta hektar, yang menempati peringkat pertama di dunia (KLHK, 2019). Namun, hutan mangrove di Indonesia juga mengalami ancaman akibat perubahan iklim, pembangunan, dan pencemaran. Menurut studi yang dilakukan oleh Alongi et al. (2016), laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia mencapai 52.000 hektar per tahun, yang menyebabkan hilangnya sekitar 30% dari stok karbon hutan mangrove di Indonesia.

    • Kata kunci: Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti salinitas, pasang surut, dan endapan lumpur (Giesen et al., 2006). Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi, antara lain:

      • Fungsi ekologis: Hutan mangrove berfungsi sebagai habitat, tempat bersarang, tempat berlindung, dan sumber makanan bagi berbagai jenis flora dan fauna, baik yang hidup di darat, air tawar, maupun air laut. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai penahan erosi, penstabil sedimen, penyerap polutan, dan penyimpan karbon (Suhartono, 2019).
      • Fungsi ekonomis: Hutan mangrove berfungsi sebagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, hutan mangrove menyediakan produk-produk seperti kayu, daun, buah, bunga, benih, akar, tanaman obat, madu, ikan, udang, kepiting, kerang, dan sebagainya. Secara tidak langsung, hutan mangrove menyediakan jasa-jasa seperti pariwisata, pendidikan, penelitian, dan sebagainya (Suhartono, 2019).
      • Fungsi sosial: Hutan mangrove berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, dan keterampilan masyarakat, baik secara individu maupun kolektif. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai media untuk mempererat hubungan sosial, budaya, dan keagamaan masyarakat, baik antara sesama masyarakat maupun dengan pihak lain yang terlibat dalam konservasi hutan mangrove (Suhartono, 2019).
    • Kutipan dan referensi: Kutipan dan referensi yang digunakan dalam contoh di atas mengikuti gaya penulisan APA, yang memiliki format sebagai berikut:

      • Kutipan dalam teks: (Nama belakang penulis, tahun publikasi), misalnya (Suhartono, 2019).

      • Referensi dalam daftar pustaka: Nama belakang penulis, inisial nama depan. (Tahun publikasi). Judul karya (huruf besar pada kata pertama dan kata benda). Nama penerbit atau sumber. URL jika ada, misalnya:

        • Suhartono. (2019). Konservasi hutan mangrove di Indonesia: Konsep, permasalahan, dan solusi. Penerbit Andi.
        • Alongi, D. M., Murdiyarso, D., Fourqurean, J. W., Kauffman, J. B., Hutahaean, A., Crooks, S., … & Purbopuspito, J. (2016). Indonesia’s blue carbon: a globally significant and vulnerable sink for seagrass and mangrove carbon. Wetlands Ecology and Management, 24(1), 3-13. https://doi.org/10.1007/s11273-015-9446-y
        • Giesen, W., Wulffraat, S., Zieren, M., & Scholten, L. (2006). Mangrove guidebook for Southeast Asia. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) and Wetlands International. http://www.fao.org/3/a1454e/a1454e.pdf

    1. Menulis Karya Ilmiah

    Setelah menganalisis ragam bahasa karya ilmiah, murid Paket C perlu menulis karya ilmiah dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

    • Menentukan topik: Murid Paket C harus memilih topik yang spesifik, aktual, dan bermakna, yang berkaitan dengan konservasi alam Indonesia. Topik juga harus sesuai dengan minat, kemampuan, dan sumber daya yang dimiliki oleh murid Paket C. Contoh topik yang dapat dipilih adalah:

      • Peran Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Desa Pangandaran
      • Dampak Pencemaran Air terhadap Keanekaragaman Hayati Hutan Mangrove di Muara Angke
      • Strategi Peningkatan Kesadaran Lingkungan melalui Pendidikan Konservasi Hutan Mangrove di Sek

Baik, saya akan melanjutkan materi tentang karya ilmiah untuk murid Paket C yang berperan dalam konservasi alam Indonesia. Berikut adalah lanjutan dari materi yang saya buat:

  1. Menulis Karya Ilmiah

Setelah menganalisis ragam bahasa karya ilmiah, murid Paket C perlu menulis karya ilmiah dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Menentukan topik: Murid Paket C harus memilih topik yang spesifik, aktual, dan bermakna, yang berkaitan dengan konservasi alam Indonesia. Topik juga harus sesuai dengan minat, kemampuan, dan sumber daya yang dimiliki oleh murid Paket C. Contoh topik yang dapat dipilih adalah:

    • Peran Masyarakat dalam Konservasi Hutan Mangrove di Desa Pangandaran
    • Dampak Pencemaran Air terhadap Keanekaragaman Hayati Hutan Mangrove di Muara Angke
    • Strategi Peningkatan Kesadaran Lingkungan melalui Pendidikan Konservasi Hutan Mangrove di Sekolah Dasar
  • Melakukan studi literatur: Murid Paket C harus mencari, membaca, dan mereview sumber-sumber yang relevan dengan topik yang dipilih, baik berupa buku, jurnal, artikel, laporan, website, dan sebagainya. Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan informasi, data, teori, konsep, atau penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat mendukung karya ilmiah yang akan dibuat. Studi literatur juga dapat membantu murid Paket C untuk menentukan rumusan masalah, tujuan, metode, dan kerangka berpikir karya ilmiah.

  • Menyusun kerangka karya ilmiah: Murid Paket C harus menyusun kerangka karya ilmiah yang berisi poin-poin utama yang akan dibahas dalam setiap bagian karya ilmiah, yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka, dan lampiran. Kerangka karya ilmiah dapat berupa outline, mind map, flowchart, atau bentuk lain yang sesuai dengan preferensi murid Paket C. Kerangka karya ilmiah bertujuan untuk membantu murid Paket C dalam mengorganisasi, mengembangkan, dan menyajikan ide-ide dalam karya ilmiah secara sistematis dan logis.

  • Menulis naskah karya ilmiah: Murid Paket C harus menulis naskah karya ilmiah dengan mengacu pada kerangka karya ilmiah yang telah disusun. Naskah karya ilmiah harus mengikuti struktur dan ragam bahasa karya ilmiah yang telah dipelajari sebelumnya. Naskah karya ilmiah juga harus memperhatikan aspek-aspek seperti keterbacaan, kejelasan, keakuratan, keterkaitan, dan keterpaduan antara bagian-bagian karya ilmiah. Naskah karya ilmiah harus ditulis dengan menggunakan program pengolah kata, seperti Microsoft Word, Google Docs, atau sejenisnya.

  • Merevisi dan menyunting naskah karya ilmiah: Murid Paket C harus merevisi dan menyunting naskah karya ilmiah dengan memeriksa kembali isi, bahasa, dan format karya ilmiah. Revisi dan penyuntingan bertujuan untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, atau kelemahan yang ada dalam naskah karya ilmiah, serta untuk meningkatkan kualitas dan kesempurnaan karya ilmiah. Revisi dan penyuntingan dapat dilakukan oleh murid Paket C sendiri, atau dengan bantuan orang lain, seperti guru, teman, atau editor profesional.

  1. Menyajikan Karya Ilmiah

Setelah menyelesaikan naskah karya ilmiah, murid Paket C perlu menyajikan karya ilmiah dengan cara yang sesuai dengan tujuan dan sasaran karya ilmiah. Berikut adalah beberapa cara untuk menyajikan karya ilmiah:

  • Mempublikasikan karya ilmiah: Murid Paket C dapat mempublikasikan karya ilmiah dengan mengirimkan naskah karya ilmiah ke media publikasi yang relevan, seperti jurnal, majalah, buletin, website, atau sebagainya. Publikasi karya ilmiah bertujuan untuk menyebarluaskan hasil, temuan, atau gagasan yang terkandung dalam karya ilmiah kepada pembaca yang lebih luas dan beragam. Publikasi karya ilmiah juga dapat meningkatkan reputasi dan kredibilitas murid Paket C sebagai penulis karya ilmiah.
  • Mengikuti lomba karya ilmiah: Murid Paket C dapat mengikuti lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, atau institusi yang terkait dengan topik karya ilmiah. Lomba karya ilmiah bertujuan untuk menguji kualitas, orisinalitas, dan inovasi karya ilmiah yang dibuat oleh murid Paket C. Lomba karya ilmiah juga dapat memberikan penghargaan, apresiasi, atau insentif bagi murid Paket C yang berhasil menulis karya ilmiah yang unggul dan bermutu.
  • Melakukan presentasi karya ilmiah: Murid Paket C dapat melakukan presentasi karya ilmiah dengan menyampaikan secara lisan dan visual isi, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan karya ilmiah di depan audiens yang tertarik atau terlibat dengan topik karya ilmiah. Presentasi karya ilmiah dapat dilakukan dalam berbagai acara, seperti seminar, konferensi, workshop, diskusi, atau sebagainya. Presentasi karya ilmiah bertujuan untuk menjelaskan, menginformasikan, atau meyakinkan audiens tentang karya ilmiah yang dibuat oleh murid Paket C. Presentasi karya ilmiah juga dapat memberikan kesempatan bagi murid Paket C untuk mendapatkan masukan, saran, atau kritik dari audiens yang dapat membantu memperbaiki atau mengembangkan karya ilmiah.

Demikianlah materi tentang karya ilmiah untuk murid Paket C yang berperan dalam konservasi alam Indonesia. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan membantu murid Paket C dalam menulis karya ilmiah yang berkualitas dan bermakna. Selamat menulis karya ilmiah! ( Nurmah )


 

Posting Komentar

0 Komentar

Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -