Pendekatan Deep Learning pada Kesetaraan

 

D

Deep Learning dalam Pendidikan: Pendekatan Pembelajaran yang Memberdayakan

Istilah Deep Learning menjadi topik hangat setelah Mendikbudristek Abdul Mu’ti menyampaikannya dalam sebuah dialog. Seperti bola salju, diskusi tentang konsep ini terus menggelinding di kalangan praktisi dan pemerhati pendidikan. Menjelaskan agar tidak terjadi miskonsepsi, Pak Mu’ti menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum, apalagi pengganti Kurikulum Merdeka, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.

Sejarah dan Konsep Dasar Deep Learning

Konsep Deep Learning pertama kali diperkenalkan oleh Marton dan Säljö (1976) dari Swedia dan terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Saat ini, deep learning menjadi bagian penting dari kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, menggunakan neural network multi-layer untuk menyelesaikan tugas dengan akurasi tinggi (Pengantar Dasar Deep Learning, Rometdo Muzawi, 2024). Dalam konteks pendidikan, deep learning menginspirasi pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, keterampilan, dan pemberdayaan peserta didik.

Tiga Pilar Deep Learning dalam Pendidikan

Deep learning dalam pembelajaran ditopang oleh tiga pilar utama:

  1. Mindful Learning (Pembelajaran Sadar)

    • Fokus pada pengembangan berpikir kritis melalui masalah kontekstual.

    • Peserta didik diajak mengeksplorasi, menganalisis, dan mencipta solusi melalui metode inquiry, discovery, problem-based learning (PBL), dan project-based learning (PjBL).

    • Contoh pertanyaan reflektif:

      • Apa inti materi yang dipelajari?

      • Bagaimana cara menguasainya?

      • Apa tindak lanjut untuk memperdalam pemahaman?

  2. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna)

    • Menghadirkan pengalaman belajar yang relevan dengan kehidupan nyata.

    • Guru mendorong peserta didik untuk merefleksikan makna pembelajaran, seperti:

      • Apa hikmah yang bisa diambil?

      • Bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

    • Contoh: Diskusi tentang pentingnya air dapat menginspirasi aksi nyata seperti penghijauan atau penghematan air.

  3. Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan)

    • Pembelajaran aktif (hands-on & minds-on) dengan metode interaktif seperti eksperimen, simulasi, dan proyek kreatif.

    • Pertanyaan evaluasi:

      • Apakah siswa merasa termotivasi?

      • Apakah mereka terlibat secara fisik dan mental?

    • Contoh: Praktik membuat alat penjernih air atau belajar di alam terbuka.

Penerapan Deep Learning pada Pendidikan Kesetaraan (Paket A, B, dan C)

Pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C) memiliki karakteristik unik karena peserta didiknya seringkali sudah bekerja atau memiliki tanggung jawab keluarga. Pendekatan deep learning dapat disesuaikan untuk memperkuat keterampilan (vokasional) dan pemberdayaan.

  1. Paket A (Setara SD)

    • Fokus: Literasi dasar, numerasi, dan keterampilan hidup.

    • Penerapan Deep Learning:

      • Mindful Learning: Belajar matematika melalui pengelolaan keuangan sehari-hari.

      • Meaningful Learning: Diskusi tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan.

      • Joyful Learning: Praktek berkebun atau kerajinan tangan yang menghasilkan produk bernilai.

  2. Paket B (Setara SMP)

    • Fokus: Penguatan kompetensi akademik dan keterampilan praktis.

    • Penerapan Deep Learning:

      • Mindful Learning: Analisis dampak teknologi di dunia kerja.

      • Meaningful Learning: Proyek pengolahan sampah menjadi produk kreatif.

      • Joyful Learning: Simulasi wirausaha sederhana (contoh: membuat makanan ringan).

  3. Paket C (Setara SMA)

    • Fokus: Persiapan kerja atau melanjutkan pendidikan tinggi.

    • Penerapan Deep Learning:

      • Mindful Learning: Pelatihan digital marketing atau keterampilan teknis.

      • Meaningful Learning: Magang di UMKM lokal untuk pengalaman nyata.

      • Joyful Learning: Kompetisi business plan dengan pendampingan mentor.

Strategi Pembelajaran yang Mendukung Deep Learning

  • Model PembelajaranCTL (Contextual Teaching & Learning)STEMKonstruktivisme.

  • MetodeEksperimen, Diskusi, Simulasi, Proyek.

  • MediaVideo, Augmented Reality (AR), Aplikasi Interaktif.

Kesimpulan

Deep learning bukan sekadar metode, tetapi filosofi pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, relevansi kehidupan, dan kegembiraan belajar. Dalam pendidikan kesetaraan, pendekatan ini dapat memperkuat keterampilan vokasional dan memberdayakan peserta didik untuk lebih mandiri. Namun, kunci utamanya tetap pada guru yang kreatif, inovatif, dan penuh passion dalam mendidik.

Wallaahu a’lam bish-shawwab.


Posting Komentar

0 Komentar

Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -