Mengupas Kurikulum Baru: Kenapa PKBM Justru Paling Siap Menerapkannya?

Kurikulum Baru, Harapan Baru: Arah Pembelajaran yang Memerdekakan di PKBM

Seringkali, perbincangan mengenai kurikulum pendidikan hanya ramai di kalangan sekolah formal. Padahal, ruh dan semangat dari setiap perubahan kurikulum juga sangat relevan untuk dunia Pendidikan Nonformal, khususnya bagi kita yang bergerak di Pendidikan Kesetaraan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Baru-baru ini, saya menyimak sebuah tayangan menarik di YouTube tentang sosialisasi Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025. Mungkin terdengar sangat formal, ya? Tapi, coba kita lihat lebih dalam. Ada beberapa poin menarik yang sebenarnya "kita banget" di PKBM.

Bukan Sekadar Ganti Buku, Tapi Ganti Cara Pandang 📚➡️💡

Salah satu hal yang paling menonjol dari tayangan tersebut adalah penekanan pada pembelajaran mendalam (deep learning). Ini bukan lagi soal siswa harus menghafal banyak materi, tapi bagaimana mereka bisa benar-benar memahami makna dari apa yang dipelajari. Bukankah ini sejalan dengan prinsip di PKBM? Peserta didik kita, dengan berbagai latar belakang usia dan pengalaman hidup, tentu akan lebih "kena" jika belajar sesuatu yang relevan dan bisa diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kurikulum kini dipandang sebagai alat yang fleksibel dan adaptif, bukan lagi sebagai dokumen kaku yang harus diikuti mati-matian. Ini adalah angin segar bagi PKBM! Kita punya keleluasaan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan unik masing-masing warga belajar. Misalnya, materi kewirausahaan bisa langsung dipraktikkan dengan potensi lokal, atau pelajaran Bahasa Indonesia bisa dikaitkan dengan kemampuan komunikasi di tempat kerja.

Sekolah sebagai "Taman" yang Menyenangkan 🌳😊

"...seorang siswa merasakan sekolah sebagai 'taman' yang nyaman, menyenangkan, dan membuatnya enggan pulang."

Kalimat di atas sangat menyentuh dan di sinilah peran PKBM menjadi sangat vital. Bagi banyak warga belajar, PKBM adalah kesempatan kedua, sebuah harapan baru untuk melanjutkan pendidikan yang mungkin pernah terputus.

Menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menggembirakan adalah kunci. Pendekatan seperti Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), serta pembelajaran berbasis proyek dan masalah, sangat cocok diterapkan. Bayangkan, warga belajar Paket C tidak hanya belajar rumus fisika, tapi membuat proyek sederhana seperti filter air bersih untuk lingkungan mereka. Pasti lebih seru dan membekas!

Kolaborasi dan Partisipasi: Kekuatan Kita Bersama! 🤝

Pemerintah menekankan pentingnya kolaborasi antara kepala sekolah, guru, murid, orang tua, dan masyarakat. Di dunia Pendidikan Kesetaraan, ini sudah menjadi DNA kita. PKBM tidak bisa berjalan sendiri. Keterlibatan tutor yang bersemangat, dukungan dari tokoh masyarakat, dan partisipasi aktif dari warga belajar itu sendiri adalah napas dari PKBM.

Peraturan baru ini memberikan sinyal kuat bahwa setiap satuan pendidikan, termasuk PKBM, tidak akan berjalan sendirian. Akan ada pelatihan dan panduan yang disiapkan, bahkan perhatian khusus untuk daerah 3T. Ini adalah kesempatan bagi kita di PKBM untuk semakin percaya diri dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas.


Intinya, arah baru kurikulum ini sangat sejalan dengan semangat Pendidikan Kesetaraan. Ini bukan tentang mengejar ketertinggalan dengan sekolah formal, tapi tentang menciptakan jalur pendidikan yang memerdekakan, yang menghargai setiap individu, dan membekali mereka dengan keterampilan nyata untuk masa depan. Mari kita sambut perubahan ini sebagai peluang untuk menjadikan PKBM sebagai "taman" belajar yang sesungguhnya bagi masyarakat.

Posting Komentar

0 Komentar

Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -
Edukasi Jakarta -